Siklus Produksi, Sistem
informasi siklus produksi
Kartika Khairunisa
55518110035
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir, Hapzi Ali, MM, CMA
Magister Akuntansi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2018
Aktivitas Siklus Produksi
Siklus Produksi adalah serangkaian aktifitas bisnis dan
kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan
terjadi secara terus-menerus. Keberadaan system informasi akuntansi
sangat penting dalam siklus produksi, dengan sistem informasi akuntansi
membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas.
Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari
siklus lain, yaitu:
- Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order
customer dan perkiraan penjualan untuk digunakan dalam perencanaan produksi dan
persediaan.
- Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh
bahan mentah dan mengontrol pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.
- Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan
dan ketersediaannya,
Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu
merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
- Bauran produk
Produk apa yang ingin diproduksi
- Penetapan harga produk
Berapa HPP sampai produk selesai dibuat
- Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat
atau membeli)
Apakah jita akan membeli produk lalu dijual / membuat /
memproduksi sendiri lalu dijual
- Manajemen Biaya
Merencanakan/mengalokasikan biaya-biaya yang timbul.
Empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
1. Perancangan Produk
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk
yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara
simultan meminimalkan biaya produksi.
Aktivitas perancangan produk menciptakan dua dokumen utama :
a. Daftar bahan baku
b. Daftar operasi
Para akuntan dapat terlibat dalam perancangan produk:
a. Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan
bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba.
b. Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan
memberikan informasi mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku
yang terkait dengan berbagai alternatif desain produk.
c. Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan
jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk mendesain
produk yang lebih baik
2. Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana
produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi
permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Metode perencanaan produksi:
a. Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan
baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan
bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
b. Sistem produksi Just-in-time (JIT)
Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Dokumen, formulir dan prosedur:
a. Jadwal induk produksi (MPS) menspesifikasikan seberapa
banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi
tersebut harus dilakukan.
b. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan
baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut
dibutuhkan.
c. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang
pabrik akan didokumentasikan dalam dalam kartu perpindahan.
Para akuntan dapat terlibat dalam perancangan produk:
a. Akuntan harus memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan
melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi
perusahaan.
b. Para akuntan juga dapat membantu perusahaan memilih
antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan
dan penjadwalan produksi perusahaan.
3. Operasi Produksi
Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai
perusahaan. Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai
bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh
komputer, untuk mengurangi biaya produksi.
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi
berikut ini dari operasi produksinya :
a. Bahan baku yang digunakan
b. Jam tenaga kerja yang digunakan
c. Operasi mesin yang dilakukan
d. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.
4. Akuntansi Biaya
Tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya :
a. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi. SIA didesain untuk
mengumpulkan data real-time mengenai kinerja aktivitas produksi agar pihak
manajemen dapat membuat keputusan tepat waktu.
b. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk
digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk. SIA
mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya
tersebut ke produk & unit organisasi tertentu.
c. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk
menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan
keuangan perusahaan.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut
ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.
- Bahan Baku :
Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku
memicu debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian
produksi.
- Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor):
a. Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas pekerja.
b. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang
pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu.
c. Para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan
terminal online di setiap bengkel kerja pabrik.
- Mesin dan Peralatan:
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk
mengotomatisasi proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produksi
berhubungan dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk
tersebut.
- Overhead Pabrik :
Semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk
ditelusuri secara langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.
- Akuntansi untuk Aktiva Tetap :
SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung,
pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam siklus produksi.
Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan
pembaruan yang cepat dan periodik atas database aktiva tetap.
Tujuan, Ancaman, dan Prosedur Pengendalian
Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik adalah untuk
memberikan pengendalian yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan
tersebut terpenuhi:
1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi
dengan baik.
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga
keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan
dicatat.
4. Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.
5. Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari
kehilangan.
6. Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan
efektif.
Ancaman-ancaman:
1. Transaksi yang tidak diotorisasi
2. Pencurian persediaan dan aktiva tetap
3. Kesalahan pencatatan dan posting
4. Kehilangan data
5. Masalah tidak efisien dan pengendalian kualitas
Prosedur pengendalian:
1. Ramalan penjualan dan catatan persediaan yang akurat.
2. Otorisasi produksi.
3. Larangan akses ke program perencanaan produksi dan ke
dokumen pesanan produksi yang kosong.
4. Tinjauan dan persetujuan biaya aktiva modal.
5. Dokumentasi internal perpindahan persediaan.
6. Pemisahan tugas yang memadai.
7. Otomatisasi data sumber.
8. Pengendalian edit entry data online.
9. Cadangan dan prosedur pemulihan bencana.
10. Laporan kinerja regular.
11. Biaya ukuran pengendalian kualitas.
Kebutuhan Informasi Siklus Produksi dan Model Data
Dalam siklus produksi, informasi biaya adalah dibutuhkan
oleh para pemakai internal dan eksternal. Bersifat tradisional, kebanyakan
sistem akuntansi biaya awalnya telah didesain untuk memenuhi permintaan
pelaporan keuangan.
Dua kritik utama dari sistem akuntansi biaya tradisional:
1. Alokasi biaya overhead tidak tepat
2. Ukuran kinerja tidak akurat
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC):
ABC mencoba untuk menelusuri biaya ke berbagai aktivitas
yang menimbulkannya, dan secara berurutan hanya mengalokasikan biaya-biaya
tersebut ke produk atau departemen.
Berikut ini adalah tiga perbedaan utama antara ABC dan
pendekatan tradisional ke perhitungan biaya produk.
1. Overhead yang berhubungan dengan batch
2. Overhead yg berhubungan dengan produk
3. Overhead keseluruhan pabrik
Implementasi Sistem Informasi Siklus Produksi pada PT. Z.
PT. Z adalah perusahaan yang mengolah dan menjual teh dalam
kemasan untuk dijual kepada masyarakat.
1. Desain Produk
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk
yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara
simultan meminimalkan biaya produksi.
Aktivitas perancangan produk menciptakan dua dokumen utama :
1. Daftar bahan baku
2. Daftar operasi
2. Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Susunan dan tata letak pabrik didesain secara khusus untuk
mempermudah alur proses produksi keseharian. Lokasi tiap-tiap bagian mulai dari
gudang bahan baku hingga proses pengemasan dan masuk gudang penyimpanan dibuat
sesuai dengan alur materi dan alur proses sehingga kegiatan proses berjalan
secara efektif dan efisien.
Produksi produknya mencapai 725.760 tiap harinya dengan
asumsi bahwa produksi berjalan lancar. Jadwal kerja para karyawan PT. Z
untuk memproduksi yaitu pada hari Senin-Jumat dimulai pukul 08.00-16.00 WIB
sedangkan untuk hari Sabtu pukul 08.00-13.00 WIB.
Dokumen yang digunakan:
- daftar rencana kegiatan produksi
- pesanan produksi
- permintaan bahan
- slip alur produksi
3. Operasi Produksi
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan
berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang
dikendalikan oleh komputer, untuk mengurangi biaya produksi.
Proses pembuatan produk, terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
1. Memilih bahan
Bahan terdiri dari teh hijau, gula pasir, dan air. Air yang
didapat dari kedalaman 150 meter dan diproses menjadi air yang berkualtas.
2. Membuat teh cair pahit
Teh hijau dicampur dengan bunga melati. Air disaring dan
dipanaskan hingga mendidih. Lalu teh diseduh dengan air.
3. Membuat teh cair manis
Setelah itu, gula dilarutkan sehingga membentuk sirup gula
dan dicampur ke tangka pencampuran bersama teh cair pahit sehingga membentuk
teh cair manis. Setelah itu the cair manis disterilkan dan dipanaskan hingga
suhu 900C.
4. Pemisahan botol dan kotak kosong
Botol dipisahkan dari koyak kosong dengan palletizer.
Setelah itu botol dimasukan ke mesin pencucian botol dan kotak kosong dimasukan
ke dalam mesin pencuci kotak kosong. Di dalam mesin itu, botol direndam
dengan suhu 80-900C, lalu 95-1000C dan akhirnya dimasukan
ke dalam mesin botol inspectin. Setelah itu botol dibilas hingga bersih.
5. Mengisi botol dan penyegelan
Setelah itu the dimasukkan ke dalam mesin filter and crowner
untuk siap dimasukan ke dalam botol secara langsung dan ditutup sehingga udara
luar tidak masuk.
6. Pergi melalui jet printer video
(tanggal kedaluarsa)
Di mesin printer video jet, botol tersebut dicetak dengan
kode produksi dan juga tanggal kadaluarsa.
7. Menempatkan dalam kotak
Botol tersebut dimasukan ke dalam kotak kosong dengan mesin
palletizer dan dibiarkan selama 3 hari sebelum dijual.
8. Uji control
Sebelum dijual, produk tersebut harus diuji secara fisik,
kimia, mikrobiologi, organoleptic. Secara fisik dilihat dari kemasan. Secara
kimia dilihat dari kadar gula dan Ph. Secara mikrobiologi meneliti tentang
perkembangan mikroorganisme. Dan organoleptic mengecek waktu dan kejernihan
produk. Jika produk tidak memenuhi syarat-syarat tertentu maka produk tersebut
akan dibuang dan diolah kembali.
9. Penjualan
Setelah lulus uji control produk dijual dan didistribusikan
ke toko-toko.
4. Akuntansi Biaya
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut
ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.
Bahan Baku :
- Produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu
debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian prodursi.
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor):
- Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas pekerja.
- Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang
pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu.
- Para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan
terminal online di setiap bengkel kerja pabrik.
Mesin dan Peralatan:
- Perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi
proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan
dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Overhead Pabrik :
- Biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk
ditelusuri secara langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.
Daftar pustaka:
Dewi, Reni Krisna. 2011. https://www.academia.edu/8556118/Siklus_Produksi.
(Diakses 3 Desember 2018, 20.19)
Doni. 2017. https://accuratecloud.id/2017/01/06/siklus-produksi/.
(Diakses 3 Desember 2018, 19.15)
Juwitasary, Hanny, Marlene Martani, dan Arya Nata Gani
Putra. 2015. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan pada
PT. XYZ. Comtech Vol. 6 No. 1 Maret 2015.
Putri, Dyah Ayu. 2014. http://thegreatestpage.blogspot.com/2014/12/siklus-produksi.html.
(Diakses 3 Desember 2018, 19.00)
Wahyuni, Rina. 2018. https://www.academia.edu/6854750/SIKLUS_PRODUKSI.
(Diakses 3 Desember 2018, 19.23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar