Review materi-materi dan kasus-kasus
yang dikerjakan oleh mahasiswa
Kartika Khairunisa
55518110035
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir, Hapzi Ali, MM, CMA
Magister Akuntansi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2018
Di
dalam persaingan bisnis yang semakin berkompetitif, terkadang sebuah perusahaan
dipaksa untuk mempunyai dan menggunakan sistem informasi dan teknologi yang
dapat membantu perusahaan tersebut. Teknologi dan sistem informasi yang
diinginkan tentu teknologi dan sistem informasi yang dapat membantu perusahaan
untuk dapat bertahan di dalam persaingan tersebut. Teknologi dan sistem
informasi tesebut tentu harus dapat mendukung perusahaan baik dalam mengambil
keputusan dan memberikan informasi yang akurat. Menurut Marshall B. Romney,
Paul John Steinbart dalam bukunya yang berjudul Accounting Information Systems
(2015:3), Sistem merupakan serangkaian dua atau lebih komponen yang
saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Menurut
Dwi Pratama, Wahjoe Witjaksono, Nia Ambarsari (2016), ERP merupakan
perkembangan dari sistem Manufacturing Resource Planning (MRP II) yang belum
dapat mengintegrasikan kegiatan manufacturing dengan fungsional bisnis lain
yang terkait seperti finance, sales, marketing, dan distribusi produk ke
pelanggan. Sistem ERP menyediakan beberapa proses yang dapat perusahaan gunakan
sesuai dengan kebutuhannya, seperti: logistik, Production Planning and Control,
Purchasing, Sales, Finance, dan Human Resources Management.
Beberapa
manfaat dan keuntungan dari penggunaan ERP Antara lain dapat disebutkan sebagai
berikut (Monk & Wagner, 2013) :
1
ERP memungkinkan integrasi global lebih mudah.
Hambatan dari nilai tukar mata uang, bahasa, dan budaya dapat dijembatani
secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan melintasi perbatasan
internasional.
2
ERP mengintegrasikan orang dan data.
ERP
memungkinkan manajemen untuk benar-benar mengelola operasi, tidak hanya
memantau. Sistem ERP sudah memiliki semua data yang memungkinkan manajer untuk
fokus pada peningkatan proses.
Contoh
implementasinya: pada perusahaan X, perusahaan ini menggunakan sistem SAP dalam
data Accounting Payable dan Accounting Receivable yang mana terintegrasi dengan
file excel dalam hal penagihan. Data-data yang diambil yakni nama vendor dan
customer, jumlah tagihan , tanggal invoice, tanggal due date, serta deskripsi
transaksi. Jadi user tunggal mendownload data dari SAP dan di buat link ke file
excel sehingga diperoleh reminder informasi penagihannya.
Unilever
Trading Indonesia adalah anak perusahaan PT Unilever Indonesia yang bergerak di
bidang Palm Oil atau perdagangan kelapa sawit yang menjadi mitra Unilever
Indonesia dalam melakukan transaksi pembelian bahan baku kelapa sawit untuk
berbagai produk. Unilever Trading Indonesia baru didirikan pada tahun 2017
sehingga masih perlu banyak berbenah dalam hal database sistem informasinya.
Di
dalam perusahaan Unilever Trading Indonesia masih belum adanya sistem yang
dapat memberikan informasi yang akurat khususnya mengenai data persediaan stok
barang. Ini dikarenakan penyimpanan pencatatan laporan stok barang palm oil
tersebut dilakukan tanpa terhubung langsung dengan bagian Procurement sehingga
perusahaan kesulitan dalam mendapatkan informasi stok barang tersebut secara
akurat. Seharusnya perusahaan mempunyai sistem yang terintegrasi antara bagian
procurement dengan bagian yang bersangkutan supaya informasi yang didapat tidak
salah. Contoh: sistem pada bagian procurement harusnya teritegarasi dengan
sistem pada bagian pembelian sehingga bisa didapatkan data secara real time
mengenai nilai persediaan
Selain
masalah di dalam sistem perhitungan nilai persediaan, perusahaan juga mengalami
masalah pada proses database dokumen piutang Account Receivable) dan Hutang
(Account Payable). Permasalahan yang muncul adalah belum adanya sistem yang
otomatis dalam penarikan data dari SAP untuk menunjukkan detail invoice hingga
aging atau batas waktu penagihan serta beberaa dokumen yang tidak memiliki
database untuk softfile sehingga bisa memitigasi kehilangan dokumen pendukung
saat dbutuhkan seperti ketika memasuki masa audit.
Temuan
pertama:
Pencatatan
persediaan tidak efisien dan pembaharuan secara manual
Kriteria
:
Diperlukannya
sistem yang dapat mengupdate data persediaan ketika dilakukan penjualan dan
pembelian agar dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai nilai
persediaan; Sistem yang ada masih melakukan input manual untuk memperoleh hasil
akhir nilai persediaan
Sebab
:
Terjadinya
kesalahan input dalam memperoleh data persediaan;
Akibat:
Sering
terjadinya kesalahan dalam pembuatan Pelaporan estimasi nilai persediaan yang
belum terjual maupun terjual;
Temuan
kedua:
Pencatatan
data Account Receivable dan Account Payable dari flow penarikan data SAP hingga
diperoleh data keselurahn reminder penagihan invoice.
Kemudian
di setiap transaki perlu adanya pengarsipan dokumen softfile yang jelas untuk
klasifikasi setiap transaksi dan koordinasi dokumen antara procurement dan
finance.
Kriteria
:
Diperlukannya
sistem yang dapat mengupdate data AR dan AP ketika melakukan transaksi
penjualan dan pembelian agar dapat memperoleh informasi yang akurat
mengenai nilai Hutang dan piutang dan aging batas waktu penagihan dan
pembayaran; Sistem yang ada masih melakukan input manual untuk memperoleh hasil
akhir nilai hutang dan piutang.
Dibutuhkan
pula database untuk dokumen-dokumen terkait transaksi untuk kebutuhan
pengarsipan untuk segala file softfile
Sebab
:
Terjadinya
kesalahan input dalam memperoleh data Hutang dan piutang dan kesalahan reminder
waktu penagihan dan pembayaran; Database dkumen untuk mengurangi waktu yang
tidak efektif dalam pencarian dokumen
Akibat:
Sering
terjadinya kesalahan dalam pembuatan Pelaporan Weekly Report AR AP yang dalam
aging dan deskripsi invoice. ; membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian
dokumen.
Identifikasi
Kebutuhan Informasi
Pertama
untuk permasalahan nilai persediaan, masih menggunakan file excel untuk
melakukan pendataan data persediaan yang ada. File excel ini akan diupdate
ketika terdapat pembaharuan data mengenai pembelian dan penjualan persediaaan
dan mash dilakukan secara manual dengan melakukan konfirmasi kepada
procurement. Penyesuaian nilai penjualan pun dilakukan secara manual sera
penyesuaian nilai persediaan menggunakan kurs dollar yang mana merupakan local
currency perusahaan pun masih manual. Hal ini tidak memitigasi apabila ada
kesalahan ketidak telitian dari finance dalam melakukan update data secara real
time. Peneliti mereview dan menganalisis bahwa dibutuhkan satu system dimana
hanya diperlukan memasukkan data invoice, data bisa secara otomatis terupdate
dan sistematika perhitungan nilai persediaan bisa terotomatis berubah sesuai
kurs saat itu juga.
Kedua
mengenai identifikasi invoice hutang dan piutang dimana transaksi yang diinput
dalam SAP kemudian harus didownload untuk pembuatan laporan AR AP Weekly report
yang disusun secara manual di fle excel. Untuk memeinimalisir kesalahan
tersebut maka seharusnya ada tools yang didesaign agar sekali klik bisa
mendapatkan data weekly report untuk detail aging dan amount untuk reminder
penagihan dan pembayaran. Selain itu dibutuhkan database dokumen agar
mempermudah pengarsipan dokumen jadi ketika ada dokumen yang dibutuhkan, bisa
dengan cepat disiapkan.
Resiko-Resiko
Yang Timbul Dari Transaksi Pembelian Yang Dilakukan Unilever Trading Indonesia
Risiko
yang bisa terjadi dalam siklus pembelian adalah sebagai berikut.
- Terjadi
kekeliruan dalam memesan barang, karena adanya pesanan yang berlebihan tidak
sesuai dengan kebutuhan. Apabila ini terjadi, maka akan mengakibatkan
perusahaan harus menanggung biaya ekstra untuk penyimpanan barang dan akan
terjadi dana perusahaan akan mengendap berupa barang dalam persediaan
(mengurangi likuiditas perusaahaan) apalagi persediaan itu merupakan CPKO (buah
kelapa sawit) yang mana proses pengolahannya memerlukan waktu dan penjualan
yang menunggu pesanan dari unilever global.
-
Bisa saja terjadi barang material yang sudah dipesan ternyata tidak pernah
diterima atau barang yang diterima sering terjadi keterlambatan. Jadi dapat
terjadi pada perusahaan akan merugi jika sampai barang yang laris ternyata
habis (out of stock), yang berarti perusahaan akan kehilangan peluang untuk
memenuhi permintaan unilever global atau proses produksi menjadi terhambat atau
tertunda.
-
Kesalahan pencatatan nilai persediaan karena human error, bisa terjadi antara
pihak supplier atau unilever trading Indonesia.
-
Lalai tidak membayar utang atau Lalai membayar dua kali untuk satu utang yang
sama. Hal seperti ini muncul biasanya karena biasanya reminder yang ada tidak
memberikan informasi mengenai invoice yang mana yang akan di bayar dalam data
manual excel.
-
Data pembelian jatuh ke tangan pihak yang tidak dikehendaki dan Kerusakan data
karena ada virus atau karena kerusakan hardware komputer.
- Dokumen-dokumen
pendukung hilang, terlambat dikirimkan atau rusak terutama hardcopy sehingga
beresiko ketika mulai diadakannya audit tahunan.
- Tidak
Adanya evaluasi bulanan mengenai kelengkapan dokumen sehingga ketika auditor
membutuhkan bukti dokumen tidak bisa segera diberikan.
Saya
akan membahas rekomendasi untuk sistem informasi dan pengendalian internal
perusahaan Unilever Trading Indonesia. Unilever Trading Indonesia adalah anak
perusahaan PT Unilever Indonesia yang bergerak di bidang Palm Oil atau
perdagangan kelapa sawit yang menjadi mitra Unilever Indonesia dalam melakukan
transaksi pembeliah bahan baku kelapa sawit untuk berbagai produk. Unilever
Trading Indonesia baru didirikan pada tahun 2017 sehingga masih perlu banyak
berbenah dalam hal database sistem informasinya.
Pembentukan
suatu sistem tidak terlepas dari adanya suatu sistem pengendalian internal
(intern control sistem), karena pengendalian internal harus melekat di dalam
sistem itu sendiri. Agar landasan berpikir kita lebih terintegrasi maka perlu
juga dituangkan definisi dari pengendalian internal. Sistem pengendalian
internal dapat dibagi menjadi dua macam, pengendalian internal akuntansi
(accounting control ), dan pengendalian internal administratif (administrative
control). Pengendalian internal akuntansi meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan
organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, sehingga dapat
menjamin kekayaan organisasi dan menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya.
Identifikasi
Kebutuhan Sistem Informasi
Pertama
untuk permasalahan nilai persediaan, masih menggunakan file excel untuk
melakukan pendataan data persediaan yang ada. File excel ini akan diupdate
ketika terdapat pembaharuan data mengenai pembelian dan penjualan persediaaan
dan mash dilakukan secara manual dengan melakukan konfirmasi kepada
procurement. Penyesuaian nilai penjualan pun dilakukan secara manual sera
penyesuaian nilai persediaan menggunakan kurs dollar yang mana merupakan local
currency perusahaan pun masih manual. Hal ini tidak memitigasi apabila ada
kesalahan ketidak telitian dari finance dalam melakukan update data secara real
time. Peneliti mereview dan menganalisis bahwa dibutuhkan satu sistem dimana
hanya diperlukan memasukkan data invoice, data bisa secara otomatis terupdate
dan sistematika perhitungan nilai persediaan bisa terotomatis berubah sesuai
kurs saat itu juga.
Kedua
mengenai identifikasi invoice hutang dan piutang dimana transaksi yang diinput
dalam SAP kemudian harus didownload untuk pembuatan laporan AR AP Weekly report
yang disusun secara manual di fle excel. Untuk memeinimalisir kesalahan
tersebut maka seharusnya ada tools yang didesaign agar sekali klik bisa
mendapatkan data weekly report untuk detail aging dan amount untuk reminder
penagihan dan pembayaran. Selain itu dibutuhkan database dokumen agar
mempermudah pengarsipan dokumen jadi ketika ada dokumen yang dibutuhkan, bisa
dengan cepat disiapkan.
Pengendalian
Internal Untuk Transaksi Pembelian Yang Dilakukan Unilever Trading Indonesia
Pengendalian
umum yang dapat diterapkan dalam siklus pembelian.
- Pengendalian
organisasi. Terjadinya pemisahaan tanggung jawab antara unit yang bertanggung
jawab dalam pengendalian persediaan mesti terpisah dengan unit yang bertanggung
jawab dalam mencatat transaksi. Demikian juga unit yang mencatat pengeluaran
kas mesti terpisah dari unit yang mengeluarkan cek. Misalkan untuk pencatatan
transaksi dilakukan oleh bagian finance dan pencatatan nilai persediaan oleh
bagian procurement.
-
Pengendalian dokumen. Pada proses pembelian setiap menggunakan dokumen harus
ada dokumen yang didokumentasikan (termasuk flowchart, contoh dokumen,
rancangan database dan lain sebagainya.) Setiap kebijakan yang terkait dengan
pembelian harus dinyatakan secara tertulis (seperti kebijakan atas
tawaran potongan dari pemasok). Perlu adanya database yang menyimpan dokumen
softfile sehingga apabila ada kecacatan pada dokumen asli, bisa diminimalisir
dan ketika auditor mebutuhkan data bisa dengan cepat diberikan. Selain itu
perlu adanya pembagian tugas yang jelas mengenai dokumen yang disimpan oleh
bagian finance atau procurement.
- Pengendalian
praktik manajemen. Praktik manajemen yang baik meliputi: Pelatihan karyawan
yang sesuai dengan bidang, prosedur yang jelas atas pengembangan sistem atau
perubahan atas sistem yang sudah berjalan, serta adanya audit rutin atas siklus
pembelian. Seperti kebijakan yang tegas dalam prosedur reminder hutang
pembayaran invoice baik dari segi waktu pembayaran dan format reminder yang
perlu diperbaiki seperti lampiran invoice. Hal tersebut diberikan kebijakan
oleh manager finance.
- Pengendalian
akses, seperti adanya password data file persediaan, pembatasan hak akses
terhadap komputer, pembuatan backup data secara rutin, pembatasan akses data
database. Unilever trading Indonesia diharakan melakukan evaluasi dan monitorin
setiap bulan untuk memeriksa data maupun melengkai kelengkapan data, baik
bersifat softfile maupun hardfile.
Daftar Pustaka
- Kurnia, Dedi. 2009. Apa itu SAP?. https://dedikurnia.wordpress.com/2009/07/09/apa-itu-sap/.
Diakses tanggal 1 Oktober 2018.
- Monk, E. F., & Wagner, B. J. (2013). Concept in
Enterprise Resource Planning, Fourth Edition. Boston: Course Technology.
Lutovac, M., & Manojlov, D. (2012). The Successful Methodology for
Enterprise Resource Planning. Journal of Modern Accounting and Auditing,
1838-1847.
- Pratama, Dwi, Wahjoe Witjaksono, Nia Ambarsari. 2016.
Penerapan Sistem Informasi Berbasis Enterprise Resource Planning Menggunakan
SAP Modul Plant Maintenance di PT. Len Industri. Jurnal Sisfo Vol. 06 No. 01
(2016) 37–50.
- Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart. 2015.
Accounting Information Systems, 13th ed. England: Pearson Educational
Limited.
- Sumalata, Vicky Oktavia. 2014. Evaluasi Pengendalian
Internal Persediaan dan Penerapan Akuntansi Persediaan Sparepart pada PT United
Tractors. Manado: Jurnal EMBA 1025 Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1025-1032,
ISSN 2303-1174.
- Tawaqal, Irzal Tawaqal, Suparno. 2017. Pengaruh Penerapan
Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Sumber
Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
di Pemerintah Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi
(JIMEKA)
Vol. 2, No. 4, (2017) Halaman 125-135.
- Tomy Johannes, Retno Susanti. 2017. Application of Safety Stock,
Strategy Just In Time on
Distribution, Jurnal Global STIEUS Surabaya. Vol 1 No. 2.
Hal. 52-62.
- Tresnawati, I Dewa Ayu, Harijanto Sabijono, Hendrik
Manossoh. 2017. Evaluation The Revenue Cycle Accounting Information System at
PT. Manado Sejati Perkasa. Jurnal EMBA Vol.5 No.2 Juni 2017, Hal. 1163 –1170.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar