Sistem
Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat Ini
Mata Kuliah : Sistem Informasi dan Pengendalian Internal
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir, Hapzi Ali, MM, CMA
Pesatnya
perkembangan usaha bisnis di Indonesia mendorong banian perusahaan untuk
berkembang mengikuti kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat
sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat tetap bersaing. Kemajuan
teknologi informasi mendorong setiap perusahaan untuk terus mengembangkan
sistem informasi supaya perusahaan dapat mempunyai sistem informasi yang
efektif untuk membantu mengambil keputusan demi mencapai tujuan perusahaan
tersebut. Untuk menunjang sistem informasi yang efektif di dalam perusahaan,
maka diperlukan sistem pengendalian internal yang memadai.
Menurut
Hapzi Ali (2011), sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem atua elemen-elemen
yang saling bekerja sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi
(informasi/target/goal).
Menurut
Hapzi Ali (2011), informasi adalah hasil dari pemrosesan data (data processing)
menjadi suatu bentuk yang pending bagi pemakai (user/end user) dan mempunyai
nilai (value) sorta bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Sistem
informasi akuntansi menurut Mulyadi (2008), sistem informasi akuntansi adalah
suatu bentuk sistem informasi yang memiliki tujuan untuk menyediakan informasi
bagi pengelola kegiatan usaha, memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh
sistem yang sudah ada sebelumnya, memperbaiki pengendalian akuntansi dan juga
pengecekan internal, serta membantu memperbaiki biaya klerikal dalag
pemeliharaan catatan akuntansi.
Teknologi
informasi adalah salah satu sub sistem terpenting dalam sistem informasi.
Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang memanfaatkan : computer,
internet, dan telekomunikasi. IT digunakan untuk memproses informasi dalam
sistem informasi berbasis komputer yang terdiri dari: hardware, software,
database, dan brainwave.
Ancaman terhadap Sistem
Informasi Akuntansi:
1. Ancaman kehancuran karena
bencana alam dan politik, superit:
-Kebakaran
-Banjir
-Gempa Bumi
-Badai angin
2. Ancaman karena kesalahan
pada software dan tidal berfubngsinya peralatan, seperti:
-Kegagalan hardware
-Kesalahan tau terdapat
kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi, gangguan dan fluktuarisasi
listrik
3. Ancaman karena tindakan
yang tidak disengaja, seperti:
- Kecelakaan yang disebabkan
kecerobohan manusia
- Kesalahan tidak disengage
karena teledor
- Kehilangan atau salah
meletakkan
4. Ancaman karena tindakan
yang disengaja, seperti:
- Sabotase
- Penipuan
- Penggelapan
Peningkatan
ancaman tersebut terjadi karena sistem klien/server mendistribusikan data ke
banyak pemakai, maka dari itu sistem tersebut lebih sulit dikendalikan daripada
sistem komputer utama yang terpusat dan informasi tersebut tersedia bagi para
pekerja yang tidak baik.
Pengenalan Fraud
Menurut
Karyono (2013:4-5), Fraud adalah kecurangan yang mengandung makna suatu
penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum (illegal act), yang dilakukan dengan
sengaja untuk tujuan tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran keliru
(mislead) kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam
maupun dari luar organizais. Kecurangan dirancang untuk memanfaatkan
peluang-peluang secara tidak jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung
merugikan pihak lain.
Beberapa jenis fraud menurut
ACFE (Association of Certified Fraud Examiner):
1. Korupsi (Corruption)
- Benturan kepentingan (skema
pembelian, skema penjualan, dan lainnya)
- Penyuapan (invoice
kickback, bid rigging)
- Pemberian ilegal (sering
disebut gratifikasi)
- Pemerasan
2. Penyalahgunaan aset (Asset
Misappropriation)
Penyalahgunaan aset bisa
secara tunas maupun non tunas. Ada tiga bentuk penyalahgunaan aset, yaitu:
- Larceny, yaitu pencurian
uang tunai atau deposit perusahaan.
- Skimming, mengambil uang
transaksi dan secara resmi melaporkan jumlah jumlah penerimaan yang lebih rendah.
- Fraudulent disbursment,
yaitu pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah karena melalui beberapa
perantara seperti billing shemes, payroll schemes dan lain-lain.
3. Pernyataan Palsu
(Fraudulent Statement)
Ini dilakukan dengan cara
merekayasa laporan keuangan perusahaan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Pelaku Kecurangan dan
Alasan Melakukan Kecurangan
Pelaku
kecurangan dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu manajemen dan
karyawan/pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk
kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbal karena kecurangan
pelaporan keuangan, sedangkan karyawan melakukan kecurangan bertujuan untuk
keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva.
Fraud pada
dasarnya tidak begitu saja terjadi dalam perusahaan. Namun fraud dapat terjadi
karena beberapa alasan. Segitiga Fraud menurut Priantara (2013:44-47) terdiri
dari 3 kondisi yang menjadi alasan para pelaku fraud yaitu sebagai berikut:
1. Insentif atau tekanan
(pressure)
- Masalah keuangan
- Terlibat perbuatan
kejahatan atau tidak sesuai dengan norma
- Tekanan yang berhubungan
dengan pekerjaan
2. Peluang atau kesempatan
(opportunity)
- Sistem pengendalian
internal yang lemah
- Tata kelola organisasi yang
buruk
3. Dalih untuk membenarkan
tindakan (rationalization)
Rasionalisasi terjadi karena
seseorang mencari pembenaran atas aktivitasnya yang mengandung fraud. Para
pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu fraud
tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa
telah berjasa karena telah berbuat banyak sesuatu untuk organisasinya.
Computer Fraud
Tindakan
ilegal dimana pengetahuan komputer digunakan untuk perbuatan jahat dan
melakukan pemerasan. Biasanya terjadi karena adanya pengertian yang tidak
disepakati, kurangnya pengendalian internal.
Desentralisasi
server sehingga lebih banyak sistem yang harus ditangani dan membutuhkan lebih
banyak operator dan administrator yang handal. Padahal mencari operator dan
administrator itu sangat sulit. Kesulitan dari penegakan hukum untuk mengejar
kemajuan dunia komputer dan telekomunikasi yang sangat cepat.
Kecurangan
dalam sistem komputer biasanya dilakukan dengan berbagai cara seperti:
memanipulasi input, mengubah program, mengubah file, mencuri data, sabotase.
Pengkategorian computer fraud
melalui penggunaan model pemrosesan data:
1. Input Fraud - mengubah
atau memodifikasi input computer
2. Processor Fraud -
kecurangan dilakukan melalui penggunaan sistem
3. Computer Instruction - merusak
software yang memorises data perusahaan
4. Data Fraud - mengubah atau
merusak file data perusahaan dan mencari file-file tersebut tanpa otorisasi.
5. Output Fraud - mencuri
atau menyalahgunaan output sistem, dimana biasanya output ditampilkan pada layar
atau dicetak disertas.
Pencegahan dan
Pendeteksian Fraud
Pencegahan Kecurangan
1. Membangun stuktur
pengendalian internal yang baik
Dalam membangun pengendalian
internal yang baik di perusahaan, COSO memperkenalkan suatu kerangka
pengendalian yang lebih luas daripada model pengendalian akuntansi yang
tradisional dan mencakup manajemen risiko, pengendalian internal terdiri dari 5
(lima) komponen yang saling terkait yaitu:
a. Lingkungan pengendalian
(control environment) menentukan model suatu organises, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari semua
komponen pengendalian internal.
b. Penaksiran risiko (risk
assessment) adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola.
c. Standar pengendalian
(control activities) adalah kebijakan dari prosedur yang membantu menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan komunikasi
(information and communication) adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggungjawab mereka.
e. Pemantauan (monitoring)
adalah proses menentukan mutu kinerja pengendalian internal sepanjang wake.
Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian yang tepat waktu
dan pengambilan tindakan koreksi.
2. Mengefektifkan aktivitas
pengendalian
a. Review kinerja - review
atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran sebelumnya.
b. Pengolahan informasi -
berbagas pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan,
dan otorisasi transaksi.
c. Pengendalian fisik -
mencakup keamanan fisik aktiva penjagaan yang memadai terhadap fasilitas yang
terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catalan.
d. Pemisahan tugas -
pembebanan tanggungjawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otoritas.
3. Meningkatkan kultur
organisasi
Meningkatkan kultur
organisasi dapat dilakukan dyngan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain agar dapat
mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien dan efektif.
4. Mengefektifkan fungsi
internal audit
- Internal audit harus
mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi,
- Internal audit harus
memiliki sumber daya yang profesional, objektif, dan mempunyai integritas,
serta loyalitas yang tinggi.
- Internal audit harus bias
bekerjasama dengan akuntan publik
- Memberikan sanksi yang
tegas kepada yang melakukan kecurangan dan berikan penghargaan kapada mereka
yang berprestasi.
Pendeteksian Fraud
Sebagian
besar bukti-bukti kecurangan merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak
langsung. Petunjuk adanya kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala
(symptoms) seperti adanya perubahan gaya hidup atau perilaku seseorang,
dokumentasi yang mencurigakan, keluhan dari pelanggan ataupun kecurigaan dari
rekan kerja. Pada awalnya, kecurangan ini akan tercermin melalui karakteristik
tertentu, baik merupakan kondisi maupun perilaku seseorang. Karakteristik yang
bersifat kondisi tertentu, perilaku seseorang personal tersebut Red Flag (Fraud
Indicators).
Meskipun timbulnya red flag
tersebut tidak selalu merupakan indikasi adanya kecurangan, namun red flag ini
biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang terjadi.
Deteksi kecurangan adalah
suatu persoalan untuk mengetahui:
- Bahwa tindakan fraud telah
terjadi atau ada.
- Apakah perusahaan menjadi
korban atau sebagai pelaku fraud.
- Adanya kelemahan dal am
pengendalian internal serta moral pelaku yang menjadi terjadinya fraud.
- Adanya kondisi lingkungan
di perusahaan yang menyebabkan terjadinya farud
- Adanya suatu kesalahan dan
ketidakberesan
Jadi
intinya suatu sistem informasi akuntansi yang baik harus mempunyai pengendalian
internal yang baik. Sistem pengendalian internal yang diterapkan pada sistem
informasi akuntansi berguna untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan.
Sistem pengendalian internal yang baik juga dapat melacak kesalahan yang
terjadi sehingga dapat dikoreksi.
Begitu
pesatnya perkembangan usaha bisnis di Indonesia mendorong banyak perusahaan
untuk berkembang mengikuti kemajuan teknologi informasi sehingga
perusahaan-perusahaan tersebut dapat tetap bersaing. Kemajuan teknologi
informasi mendorong setiap perusahaan untuk terus mengembangkan sistem
informasi sehingga perusahaan dapat mempunyai sistem informasi yang efektif
until membantu mengambil keputusan demi mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Untuk menunjang sistem informasi yang efektif di dalam perusahaan, maka
diperlukan sistem pengendalian internal yang memadai.
Perusahaan
dalam menjalankan usahanya senantiasa menghadapi berbagai risiko, termasuk
diantaranya risiko terjadinya kecurangan (fraud). Menurut ACFE (Association of
Certified Fraud Examiners), kecurangan yang terjadi digolongkan dalam tiga
kategori yaitu:
1. Kecurangan laporan
keuangan
2. Penyalahgunaan asset, dan
3. Korupsi.
Implementasi SIA terhadap fraud:
Saya rasa
penerapan sistem informasi di perusahaan bidang garmen yang sedang saya amati
masih kurang. Perusahaan ini memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian.
Perusahaan ini membutuhkan sistem informasi yang terkait dengan pembelian,
pembayaran, dan pengelolaan bahan baku untuk membantu operasional perusahaan.
Untuk melakukan proses pembelian bahan baku biasanya menggunakan perkiraan
untuk pembelian pada setiap projek. Pembelian tersebut sering terjadi bahan
sisa yang pasti memiliki nilai. Apabila bahan sisa tersebut tidak dapat
digunakan untuk produksi selanjutnya, bahan sisa itu akan di buang dan dicatat
terpakai semua. Manajemen bahan baku yang baik dapat mengurangi pengeluaran kas
untuk pembelian bahan baku. Perusahaan perlu untuk memahami secara tepat
struktur pengendalian internal yang baik agar dapat melakukan upaya pencegahan
dan pendeteksi kecurangan. Apabila struktur pengendalian internal sudah
berjalan dengan baik, maka peluang adanya kecurangan yang tidak terdeteksi akan
berkurang. Pemeriksa kecurangan harus memahami setiap struktur pengendalian
internal agar dapat melakukan evaluasi dan mencari kelemahan perusahaannya.
Jadi sebaiknya perusahaan tersebut merancang sistem pembelian bahan baku
berbasis komputer yang lebih baik yang diharapkan dapat mempercepat proses
pembelian bahan baku untuk menghindari kesalahan dan kecurangan. Dan merancang
sistem tata kelola bahan sisa yang akan di simpan dan yang akan digunakan,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam pembelian bahan baku yang
mempengaruhi pengeluaran kas.
Daftar Pustaka :
https://educationputri.blogspot.com/2016/11/ancaman-ancaman-sistem-informasi.html.
Diakses 9 September 2018, 9:45 AM.
http://hanafebriani16.blogspot.com/2013/12/penjelasan-chapter-5-computer-fraud.html.
Diakses 9 September 2018, 9:45 AM.
Dibuat Oleh:
Kartika Khairunisa
55518110035
Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Mercu Buana Meruya 2018
Universitas Mercu Buana Meruya 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar