Senin, 01 Oktober 2018

Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat Ini


Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat Ini

Mata Kuliah : Sistem Informasi dan Pengendalian Internal 
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir, Hapzi Ali, MM, CMA 

Pesatnya perkembangan usaha bisnis di Indonesia mendorong banian perusahaan untuk berkembang mengikuti kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat tetap bersaing. Kemajuan teknologi informasi mendorong setiap perusahaan untuk terus mengembangkan sistem informasi supaya perusahaan dapat mempunyai sistem informasi yang efektif untuk membantu mengambil keputusan demi mencapai tujuan perusahaan tersebut. Untuk menunjang sistem informasi yang efektif di dalam perusahaan, maka diperlukan sistem pengendalian internal yang memadai.
Menurut Hapzi Ali (2011), sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem atua elemen-elemen yang saling bekerja sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi (informasi/target/goal).
Menurut Hapzi Ali (2011), informasi adalah hasil dari pemrosesan data (data processing) menjadi suatu bentuk yang pending bagi pemakai (user/end user) dan mempunyai nilai (value) sorta bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi (2008), sistem informasi akuntansi adalah suatu bentuk sistem informasi yang memiliki tujuan untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha, memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada sebelumnya, memperbaiki pengendalian akuntansi dan juga pengecekan internal, serta membantu memperbaiki biaya klerikal dalag pemeliharaan catatan akuntansi.
Teknologi informasi adalah salah satu sub sistem terpenting dalam sistem informasi. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang memanfaatkan : computer, internet, dan telekomunikasi. IT digunakan untuk memproses informasi dalam sistem informasi berbasis komputer yang terdiri dari: hardware, software, database, dan brainwave.

Ancaman terhadap Sistem Informasi Akuntansi:
1. Ancaman kehancuran karena bencana alam dan politik, superit:
-Kebakaran
-Banjir
-Gempa Bumi
-Badai angin
2. Ancaman karena kesalahan pada software dan tidal berfubngsinya peralatan, seperti:
-Kegagalan hardware
-Kesalahan tau terdapat kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi, gangguan dan fluktuarisasi listrik
3. Ancaman karena tindakan yang tidak disengaja, seperti:
- Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia
- Kesalahan tidak disengage karena teledor
- Kehilangan atau salah meletakkan
4. Ancaman karena tindakan yang disengaja, seperti:
- Sabotase
- Penipuan
- Penggelapan
Peningkatan ancaman tersebut terjadi karena sistem klien/server mendistribusikan data ke banyak pemakai, maka dari itu sistem tersebut lebih sulit dikendalikan daripada sistem komputer utama yang terpusat dan informasi tersebut tersedia bagi para pekerja yang tidak baik.

Pengenalan Fraud
Menurut Karyono (2013:4-5), Fraud adalah kecurangan yang mengandung makna suatu penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum (illegal act), yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar organizais. Kecurangan dirancang untuk memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain.
Beberapa jenis fraud menurut ACFE (Association of Certified Fraud Examiner): 
1. Korupsi (Corruption)
- Benturan kepentingan (skema pembelian, skema penjualan, dan lainnya)
- Penyuapan (invoice  kickback, bid rigging)
- Pemberian ilegal (sering disebut gratifikasi)
- Pemerasan
2. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation)
Penyalahgunaan aset bisa secara tunas maupun non tunas. Ada tiga bentuk penyalahgunaan aset, yaitu:
- Larceny, yaitu pencurian uang tunai atau deposit perusahaan.
- Skimming, mengambil uang transaksi dan secara resmi melaporkan jumlah jumlah penerimaan yang lebih rendah.
- Fraudulent disbursment, yaitu pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah karena melalui beberapa perantara seperti billing shemes, payroll schemes dan lain-lain.
3. Pernyataan Palsu (Fraudulent Statement)
Ini dilakukan dengan cara merekayasa laporan keuangan perusahaan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Pelaku Kecurangan dan Alasan Melakukan Kecurangan
Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu manajemen dan karyawan/pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbal karena kecurangan pelaporan keuangan, sedangkan karyawan melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva.
Fraud pada dasarnya tidak begitu saja terjadi dalam perusahaan. Namun fraud dapat terjadi karena beberapa alasan. Segitiga Fraud menurut Priantara (2013:44-47) terdiri dari 3 kondisi yang menjadi alasan para pelaku fraud yaitu sebagai berikut:
1. Insentif atau tekanan (pressure)
- Masalah keuangan
- Terlibat perbuatan kejahatan atau tidak sesuai dengan norma
- Tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan
2. Peluang atau kesempatan (opportunity)
- Sistem pengendalian internal yang lemah
- Tata kelola organisasi yang buruk
3. Dalih untuk membenarkan tindakan (rationalization)
Rasionalisasi terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktivitasnya yang mengandung fraud. Para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu fraud tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak sesuatu untuk organisasinya.

Computer Fraud
Tindakan ilegal dimana pengetahuan komputer digunakan untuk perbuatan jahat dan melakukan pemerasan. Biasanya terjadi karena adanya pengertian yang tidak disepakati, kurangnya pengendalian internal.
Desentralisasi server sehingga lebih banyak sistem yang harus ditangani dan membutuhkan lebih banyak operator dan administrator yang handal. Padahal mencari operator dan administrator itu sangat sulit. Kesulitan dari penegakan hukum untuk mengejar kemajuan dunia komputer dan telekomunikasi yang sangat cepat.
Kecurangan dalam sistem komputer biasanya dilakukan dengan berbagai cara seperti: memanipulasi input, mengubah program, mengubah file, mencuri data, sabotase.
Pengkategorian computer fraud melalui penggunaan model pemrosesan data:
1. Input Fraud - mengubah atau memodifikasi input computer
2. Processor Fraud - kecurangan dilakukan melalui penggunaan sistem
3. Computer Instruction - merusak software yang memorises data perusahaan
4. Data Fraud - mengubah atau merusak file data perusahaan dan mencari file-file tersebut tanpa otorisasi.
5. Output Fraud - mencuri atau menyalahgunaan output sistem, dimana biasanya output ditampilkan pada layar atau dicetak disertas.

Pencegahan dan Pendeteksian Fraud
Pencegahan Kecurangan
1. Membangun stuktur pengendalian internal yang baik
Dalam membangun pengendalian internal yang baik di perusahaan, COSO memperkenalkan suatu kerangka pengendalian yang lebih luas daripada model pengendalian akuntansi yang tradisional dan mencakup manajemen risiko, pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling terkait yaitu:
a. Lingkungan pengendalian (control environment) menentukan model suatu organises, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari semua komponen pengendalian internal.
b. Penaksiran risiko (risk assessment) adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
c. Standar pengendalian (control activities) adalah kebijakan dari prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan komunikasi (information and communication) adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab mereka.
e. Pemantauan (monitoring) adalah proses menentukan mutu kinerja pengendalian internal sepanjang wake. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian
a. Review kinerja - review atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran sebelumnya.
b. Pengolahan informasi - berbagas pengendalian  dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi.
c. Pengendalian fisik - mencakup keamanan fisik aktiva penjagaan yang memadai terhadap fasilitas yang terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catalan.
d. Pemisahan tugas - pembebanan tanggungjawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otoritas.
3. Meningkatkan kultur organisasi
Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dyngan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien dan efektif.
4. Mengefektifkan fungsi internal audit
- Internal audit harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi,
- Internal audit harus memiliki sumber daya yang profesional, objektif, dan mempunyai integritas, serta loyalitas yang tinggi.
- Internal audit harus bias bekerjasama dengan akuntan publik
- Memberikan sanksi yang tegas kepada yang melakukan kecurangan dan berikan penghargaan kapada mereka yang berprestasi.

Pendeteksian Fraud
Sebagian besar bukti-bukti kecurangan merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak langsung. Petunjuk adanya kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala (symptoms) seperti adanya perubahan gaya hidup atau perilaku seseorang, dokumentasi yang mencurigakan, keluhan dari pelanggan ataupun kecurigaan dari rekan kerja. Pada awalnya, kecurangan ini akan tercermin melalui karakteristik tertentu, baik merupakan kondisi maupun perilaku seseorang. Karakteristik yang bersifat kondisi tertentu, perilaku seseorang personal tersebut Red Flag (Fraud Indicators).
Meskipun timbulnya red flag tersebut tidak selalu merupakan indikasi adanya kecurangan, namun red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang terjadi.
Deteksi kecurangan adalah suatu persoalan untuk mengetahui:
- Bahwa tindakan fraud telah terjadi atau ada.
- Apakah perusahaan menjadi korban atau sebagai pelaku fraud.
- Adanya kelemahan dal am pengendalian internal serta moral pelaku yang menjadi terjadinya fraud.
- Adanya kondisi lingkungan di perusahaan yang menyebabkan terjadinya farud
- Adanya suatu kesalahan dan ketidakberesan
Jadi intinya suatu sistem informasi akuntansi yang baik harus mempunyai pengendalian internal yang baik. Sistem pengendalian internal yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi berguna untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan. Sistem pengendalian internal yang baik juga dapat melacak kesalahan yang  terjadi sehingga dapat dikoreksi.
Begitu pesatnya perkembangan usaha bisnis di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk berkembang mengikuti kemajuan teknologi informasi sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat tetap bersaing. Kemajuan teknologi informasi mendorong setiap perusahaan untuk terus mengembangkan sistem informasi sehingga perusahaan dapat mempunyai sistem informasi yang efektif until membantu mengambil keputusan demi mencapai tujuan perusahaan tersebut. Untuk menunjang sistem informasi yang efektif di dalam perusahaan, maka diperlukan sistem pengendalian internal yang memadai.
Perusahaan dalam menjalankan usahanya senantiasa menghadapi berbagai risiko, termasuk diantaranya risiko terjadinya kecurangan (fraud). Menurut ACFE (Association of Certified Fraud Examiners), kecurangan yang terjadi digolongkan dalam tiga kategori yaitu:
1. Kecurangan laporan keuangan
2. Penyalahgunaan asset, dan
3. Korupsi.

Implementasi SIA terhadap fraud:
Saya rasa penerapan sistem informasi di perusahaan bidang garmen yang sedang saya amati masih kurang. Perusahaan ini memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Perusahaan ini membutuhkan sistem informasi yang terkait dengan pembelian, pembayaran, dan pengelolaan bahan baku untuk membantu operasional perusahaan. Untuk melakukan proses pembelian bahan baku biasanya menggunakan perkiraan untuk pembelian pada setiap projek. Pembelian tersebut sering terjadi bahan sisa yang pasti memiliki nilai. Apabila bahan sisa tersebut tidak dapat digunakan untuk produksi selanjutnya, bahan sisa itu akan di buang dan dicatat terpakai semua. Manajemen bahan baku yang baik dapat mengurangi pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku. Perusahaan perlu untuk memahami secara tepat struktur pengendalian internal yang baik agar dapat melakukan upaya pencegahan dan pendeteksi kecurangan. Apabila struktur pengendalian internal sudah berjalan dengan baik, maka peluang adanya kecurangan yang tidak terdeteksi akan berkurang. Pemeriksa kecurangan harus memahami setiap struktur pengendalian internal agar dapat melakukan evaluasi dan mencari kelemahan perusahaannya. Jadi sebaiknya perusahaan tersebut merancang sistem pembelian bahan baku berbasis komputer yang lebih baik yang diharapkan dapat mempercepat proses pembelian bahan baku untuk menghindari kesalahan dan kecurangan. Dan merancang sistem tata kelola bahan sisa yang akan di simpan dan yang akan digunakan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam pembelian bahan baku yang mempengaruhi pengeluaran kas.


Daftar Pustaka :

Dibuat Oleh: 
Kartika Khairunisa 55518110035
Program Studi Magister Akuntansi 
Universitas Mercu Buana Meruya 2018